cecintaan mulu...
so what??
Ada hal lain yang lebih membahagiakan selain mendapati pasangan kita bahagia dan sangat merasa beruntung memiliki kita?
Sementara TIDAK ADA kecuali masuk surga bersama. :)
"Saya bangga dengan pasangan saya. Saya bahagia memilikinya. Kami bisa membuat orang lain iri terhadap kebahagiaan kami. Dan saya tahu persis bagaimana saya tidak ingin kehilangan pasangan saya"
Bullshit?
Yes, maybe. Banyak pasangan yang merasa bahagia di awal hubungan mereka. Saling jatuh cinta dan merasa bisa menerima kekurangan pasangan mereka. Saling memuji dan menganggap pasangan merekalah yang terbaik dan terhebat. Tapiii ntar juga kalo bosen pasti juga ujung-ujungnya berantem dan pisahan. Saling menyalahkan dan menjelek-jelekkan. Biasanyaaaa....
Yap!
Kebosanan yang berujung pada "ah aku udah gak cocok sama dia", kemudian mulai mengurangi intensitas komunikasi, saling menyibukkan diri, mengalihkan perhatian, ketemu dengan orang-orang baru, mengagumi orang lain, saling membohongi dan SELINGKUH. Ups!
Oke, sepertinya saya udah runtut nulisinnya.
Kebosanan adalah hal yang paling banyak mendasari kasus perpisahan sebuah hubungan. Saya tidak akan membahas bagaimana kebosanan itu muncul atau bagaimana mengatasi kebosanan. Saya sendiri belum cukup mengerti dan belum ada referensi kuat untuk membahas hal ini.
Saya hanya akan menguraikan beberapa pikiran yang mungkin bisa menjadikan perbincangan ringan.
Semua orang pernah bosan, dan beberapa lainnya memang gampang bosan. Terhadap segala sesuatu, seseorang mempunyai titik jenuh. Bahkan beberapa kasus saya temui mereka bosan dengan kekayaan dan kebahagiaan yang mereka dapatkan. Termasuk pada pasangan.
Saya mengamati perilaku ini sejak lama. Dulu itu karena saya penasaran bagaimana teman-teman saya bisa bertahan begitu lama dengan pasangannya masing-masing. Keisengan saya mengamati hal ini terjadi saat saya menerima ajakan traktiran dari seorang teman dekat yang merayakan annversary hari jadian mereka yang ke tujuh. Ya tujuh tahun. Bisa bayangin? seandainya mereka punya anak, anak mereka sudah bisa pacaran monyet. Kalo saya mah udah skakmat di tahun kedua. Saya memang tidak pernah awet lama punya pasangan. Udah lambai-lambai tangan ke kamera. Mungkin mindset saya, atau mungkin saya belum ketemu yang bener-bener bisa bikin nyaman, atau saya belum dipertemukan dan ditakdirkan awet sama jodoh saya. hhe.
Entahlah
---
Enam tahun??? Bussseettt..! betah bett ye bokk.
Mereka ga bosen apa?
---
Saya akhirnya berani maju selangkah untuk menanyakan hal privasi mereka dan mengorek kejujuran mereka, Saya mendapati jawaban beragam terhadap hal ini dari beberapa pasangan yang bisa saya tarik garis besarnya adalah YA JELAS BOSEN Laaaah... Pernah beberapa kali. Tapi semua tergantung kepada pribadi masing-masing. Ada orang yang mudah menyerah seperti saya yang akhirnya putus lagi-putus lagi, dan ada orang golongan pertahanan kuat menjaga komitmen -saya salut, bro-.
Beberapa hal yang saya liat ketika pasangan mulai menemui kebosanan adalah mulai males sama pasangan, intensitas komunikasi tidak seintens dulu lagi karena pasangan udah mulai kehilangan topik obrolan, mulai banyak sesi "diem-diem an" ketika telfonan, mulai ada pertanyaan "kamu lagi ngapain" yang sering terulang, mulai bete dan sering tersinggung dengan bercandaan pasangan, mulai marah-marah dan mengkambinghitamkan pasangan padahal doi gak ngapa-ngapain, mulai mengeluh tentang pasangan, mulai lupa berkata sayang dan lain hal sebagainya yang dimulai dengan tidak disadari.
Hati-hati, mungkin kalian mulai bosan, atau sepertinya mereka mulai lelah.. *Halah.
Hal paling mudah, tetapi paling susah dilakukan adalah bersyukur. Kita selalu melirik ke rumput di halaman tetangga yang selalu lebih hijau. Tetapi tidak sadarkah kita kalo sebenernya ada banyak tetangga yang melirik rumput di halaman kita juga. Malahan bagi mereka rumput kita sangat oke dan sangat hijau dibandingkan dengan yang lainnya.
Menurut orang lain pasangan kita adalah pasangan paling perfect dan mereka iri terhadap betapa beruntungnya kita mendapatkan pasangan seperfect dia.
Saya adalah anggota aktif organisasi anti-keluhan-terhadap-si pasangan di barisan paling depan (kalo saja organisasi ada realisasinya). Saya menolak keras curhatan dari teman-teman yang berisi keluhan tentang sifat dasar pasangan mereka. Apalagi kalo yang mengeluh itu temen laki. Mereka mengeluh ke temen-temennya sehingga para pendengar keluhan mereka (termasuk saya) mengasihani dan menganggap mereka sial sekali.
Saya kasihan. Memang. Tetapi bukan kasihan karena keluhan mereka. Tetapi saya mengasihani betapa mereka menyesal dengan pilihan mereka sendiri.
hukum alam : Lelaki memilih, dan perempuan dipilih.
(tapi bukan berarti seseorang jadi pilihan)
Seharusnya para lelaki sadar, mereka lah yang telah memilih perempuannya. Mereka yang datang dan meminta para perempuan untuk menjadi pasangan mereka. Jadi, untuk hal yang berkaitan dengan karakter dan sifat dari perempuannya, seharusnya mereka sudah mempunyai pertimbangan dari awal tentang niat mereka. Kalo memang siap menerima apa adanya sang perempuan, seharusnya mereka bisa bertanggung jawab terhadap pilihan mereka. Kalo mereka menyalahkan perempuan "yang dulu sih gak kayak gitu", berarti mereka telah memilih buku karena sampulnya, bukan karena isi didalamnya.
Think again, boys? Siapa yang bego?
Stop MENGELUH!!
Stop mengumbar keterpurukan dan masalah dengan pasangan.
Tidak ada orang yang benar-benar peduli dengan kita kan? (Check this out : ME VS SOCMED )
Bisa saja keluhan justru menjadi boomerang.
Bagi beberapa orang yang kepo dan jago ngorek informasi, kelengahan dan masalah yang mendekati perpisahan kita dengan pasangan adalah hawa segar dan pertanda munculnya kesempatan bagi orang lain untuk mendapatkan keberuntungan bersanding dengan si perfect. entah kita atau pasangan kita.
beberapa menjadi korban untuk pelarian.
beberapa lainnya berharap terlalu tinggi.
beberapa untuk ajang balas dendam dan membuat pasangan menyesal.
beberapa lainnya hanya hiburan dari kebosanan sebelum akhirnya ditinggal balikan.
...
bersyukurlah.. ada orang yang berjuang untuk mencintai dan mempertahankan kita.
bersyukurlah.. dia mampu membahagiakan kita.
Ingatlah.. kebahagian yang kita dapatkan.
Ingatlah.. alasan kenapa pasangan kita begitu dengan mudahnya menyita perhatian kita dan membuat kita jatuh hati.
lihatlah.. banyak yang menginginkan posisi kita disampingnya
lihatlah.. orang selalu mendoakan kita dan sebagian iri melihat kebahagiaan kita.
...
Kesimpulannya adalah jangan pernah gampang menyerah dengan hubungan, bersyukur dengan apa yang kita punya pada pasangan kita, jaga intensitas komunikasi, jadilah pasangan yang asik, dan jangan keluhkan sifat dan karaker pasangan.
Beberapa gagasan diatas adalah hasil dari curcol dan pengamatan permukaan. Semua yang kalian baca saya jamin orisinalitas dari kepala saya, tetapi saya belum menjamin manfaatnya. Semoga saja bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mari berbicara..