Agustus 14, 2014

The day in Airport : See You Soon, Todd!

Aaaaaaaakkk...!!!!
Can't sleep. Don't know why.
I just thought over and over about him.
I hate this day and I will!


-----------


Jam 9.17 pagi ini. Dan klakson mobil travel sudah nyaring di depan rumah. Terparkir cantik.
Kemudian dia keluar dengan gaya gantengnya. Seperti biasa, dia selalu menawan. Tentu saja, hanya buat saya.

Saya merasa berat hati. Bukan tentang meninggalkan rumah, tapi untuk naik mobil bersamanya menuju bandara pagi ini.
Di kepala saya, yang terjadi adalah counting down setiap menit yang akan saya lalui dengannya di sepanjang perjalanan. Saya mengambil tempat disebelah kanannya. Sangat dekat.
Meraih tangannya dan mendekap sambil mengingat setiap detail yang bisa saya lihat darinya adalah pekerjaan paling menyenangkan saat ini.


-----------


Quite trip.
He holds my hand and gently caressed mine.
He smiled, but said nothing. Just smiled.
We were both didn’t say much.
I worked harder to fighting back tears. Didn't want to looked weak and made him sad even more.
I kissed his shoulder and smell his perfume.
Oh my God!
The worst was knowing that we will be apart again.

-----------



BANDARA JUANDA SURABAYA, 12.07 AM.

Saya tidak berani menatapnya.
Saya tersenyum. Memaksakan senyum dan berusaha sibuk untuk mengalihkan perhatian dan pura-pura lupa bahwa kami akan berpisah.
Saya berantakan.
Beberapa kali saat ingin mengeluarkan kata-kata, saya merasa sesak, suara saya tertahan dan hilang diujung tenggorokan. Saya berusaha terus mengatur nafas dan seringnya menelan ludah untuk menghilangkan parau di tenggorokan. Andai dia tau, saya sangat berusaha keras untuk tetap asik dan terlihat biasa-biasa saja.

Here it! The Departure sad gate, we were standing in.
Suddenly he pulled me into his arms.
How I wish time would freeze right there, right then.
In here, several couple hugging tightly and we were one of those couples.
Who hugged tightly, who whispered behind tears, who didn’t want to let go but must to.


Saya melepasnya.
Di depan puluhan pasang mata yang sedang menunggu keberangkatan atau mungkin menghitung mundur waktu perpisahan seperti saya.
Dia berjalan pelan menuju pintu dimana saya tidak akan bisa menemaninya lagi.
Sekali lagi, saya berantakan.
Sedetik lalu saya memeluknya. Dan di detik kemudian saya hanya bisa melihatnya, dari kejauhan.

Saya masih melihatnya berdiri pada antrian pintu masuk untuk pemeriksaan tiket.
Belum ada penghalang untuk menikmatinya. Tapi segera saya mengalihkan langkah dari dimana saya berdiri.
Yes, I've cried. My tears falls unknowingly.
Rasanya kekuatan saya untuk menahan airmata sudah sampai pada batasnya. Dan saya tidak ingin dia melihatnya.


Saya masih terpatung. Masih berdiri kaku beberapa waktu hingga saya tak dapat menemukan sosoknya lagi.


-----------

"Good bye Todd.. See you soon!

Next October we will meet again, in here... In this Airport."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mari berbicara..