Oktober 17, 2013

Bebek Goreng Sambal Terasi Lamongan, Penuh Perjuangan.

Lapaaaaaaaaaar....
setelah hari raya qurban, selama dua hari penuh, makanan dipiring ga lepas dari  daging sapi dan kambing. sampe seluruh sudut dapur, bau daging. hari ini saya ingin makan sesuatu yang tidak berbau daging sapi maupun daging kambing. malam ini (15 okt 2013) mulailah saya dan alvin memikirkan menu makan malam. dimulai dari yang berkuah. opsinya : bakmi kuah, sop ayam, soto, rawon, bakso, dan cwimie. Sedangkan untuk yang kering, opsinya : nasi uduk, lalapan, sate, tahu telor, junk food, nasi goreng, chinese food, tempe bacem, dan lalapan lamongan. Karena hobi makan, referensi buat makan malam banyaaaaaaak sekali. akhirnya perut alvin dan lidah saya memutuskan makan bebek dan tempe penyet lamongan.

Jadilah tuh kami berkeliling malang untuk sekedar makan malam, karena seharian memang perut kami belum ada makan nasi. perjalanan malam ini kami mulai dari jalan ijen. ada langganan kami bernama "warung lamongan cak tomo". begitu melewati gereja besar ijen, kepala sudah reflek menengok ke kanan, melihat keberadaan warung yang terletak dipojok kanan jalan. tapi ternyata harapan kami untuk makan malam di cak tomo pun musnah, karena warung cak tomo tutup.

perjalanan kami lanjutkan ke arah jalan kawi. namun nasib baik masih jauh dari kami.
sepanjang jalan kawi - dieng - perempatan galunggung - bendungan sutami tak ada satupun warung lamongan yang buka. bahkan tenda khas warung lamongan seperti lenyap dari peradaban. hanya nasi goreng dan warung lalapan super pedas yang kami lihat.

ada niat untuk memilih menu makanan lain, tapi kami belum putus asa. jadilah kami memilih melewati jalan veteran dan menuju ke jalan oro-oro dowo.tapi lagi-lagi nasib kami tidak sebagus biasanya. warung lamongan yang pernah saya singahi, juga tutup malam itu.
aaaakk!!! sepertinya memang kami tidak dijodohkan untuk makan sambal lamongan. sampe dipertigaan kayu tangan, kami memilih belok ke kota lama. ada secercah harapan di jalan kalpataru. kami pun menuju kesana dengan antusias.

diperjalanan menuju kesana, sempat kami melihat ada tenda warung lamongan, tapi karena dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk berhenti, kami mengabaikannya, dan memilih tetap menuju ke jalan kalpataru.

malang sungguh malang.
warung lalapan kalpataru tutup juga saat itu, lalapan lamongan di cengger ayam juga tampak gelap. dengan sedikit kecewa dan perut yang semakin meronta, kami menuju warung lamongan "banci" di daerah dewandaru. Alhamdulillah.. kami melihat warung masih buka. setelah motor kami parkir, saya bergegas masuk. "maaf mbak, habis". muka tanpa dosa itu tiba-tiba nongol dan berkata dengan polosnya tanpa tahu perasaan saya. keluar dari warung, muka alvin sudah berubah jadi kian bete.

"yuk Vin, liat di jalan panjaitan depan kuburan, kanan jalan biasanya ada kok". ga tanggung-tanggung, mungkin saking lapernya. jalanan suhat yang macet dan bejibun pun dilalui dengan gesit. memasuki jalan panjaitan, alvin mengurangi laju motornya ambil melihat ruas kanan. sekali lagi kami dikecewakan bung. entah kenapa, nasib kami memang sedang tidak baik. dalam perjalanan selanjutnya, saya sudah menawarkan ke alvin, seluruh jenis makanan alternatif. alvin pun terlihat sedikit putus asa.

akhirnya kami berjalan pulang menyusuri bendungan sigura-gura dan sampailah diperempatan pasar dinoyo baru. dengan semangat yang tersisa, alvin bilang "lah, di tandon dinoyo kan ada warung lamongan!" saya tidak tahu pasti dimana tempat warung lamongan itu. dalam hati saya berdoa dan masih berharap ada nasib baik untuk kami sekedar makan bebek goreng tempe penyet dengan sambal terasi.

FIX! Harapan hancur.
gada satupun tenda warung lamongan disepanjang jalan dinoyo, tlogo mas, hingga depan unmuh. akhirnya saya memutuskan untuk makan seadanya. karena saking laparnya dan di PHP oleh harapan dari warung lamongan, saya minta alvin mencari tukang lalapan biasa aja, beli dibungkus dan makan dirumah.

jam tangan udah menunjukkan jam 09.45 wib. biasanya jam segitu masih banyak sekali warung makan bececeran disepanjang jalan di malang. tapi kali ini sangaaaaaat berbeda. sepi. dan banyak warung makan yang tutup. mungkin masih terkena dampak libur idul adha.
acap kali saya melihat abang tukang nasi goreng, tapi lalapan satupun sangat susah ditemui. dari perempatan tong-tong tandon, alvin memacu motornya menuju arah dinoyo dengan melipir di kanan jalan karena belum bisa nyebrang. maklum, dinoyo memang arus lalu lintasnya tinggi. begitu dapat kesempatan untu menyebrang, tiba tiba sensor penciuman saya sensitifitasnya meninggi dan peka akan aroma daging bebek yang digoreng dengan minyak panas. jelaslah, perut udah ga nyantai banget.

"ALVIIIIIIIIIIIIIIN!!!! itu ada warung lamongan Vin, puter balik puter balik!!"mata alvin langsung berbinar. tanpa berpikir lama, begitu ada tempat depan ruko tutup untuk memutar motor, alvin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Daaaaaaan INILAH AKHIR PERJALANAN KAMI. akhirnya kami bisa makan nasi lalapan lamongan, meskipun bebek tinggal satu aja. saya memesan ayam tempe dan bebek tempe serta dua nasi dan dua gelas jeruk hangat. betapa nikmatnya makan malam kali ini setelah banyak perjuangan dengan perjalanan yang melelahkan.
ALHAMDULILLAH...

Jadi guys, mau bantuin ngitung berapa banyak warung yang kami singgahi dan ternyata tutup?